Aku
mengenal seorang lelaki yang belum matang jika kusebut pria. Dari ketidaksengajaan
yang mungkin sudah direncanakan olehNya. Kala itu aku duduk dibangku Sekolah
Menengah Atas dengan sistem ketika ujian teman sebangkunya adalah kaka kelas
mungkin tujuannya agar tidak bias saling mencontek atau mungkin untuk
mengajarkan bagaimana cara kaka kelas menyayangi adik kelasnya heeee. Tak
heran, setiap ujian aku selalu duduk di barisan depan karena namaku berawal
dari huruf A.
Satu
dua hari aku masih mengerjakan soal dengan tenang tanpa merisaukan apapun, ya
dikit-dikit bengong lagi ujian wajar kan ? hee. Sampai suatu ketika saat aku
masuk kelas entah ada angin ribut yang berhembus dari mana, muncul bau bau
konspirasi yang tak mengenakkan hati. Aku berjalan dengan penuh tanya menuju
bangku ujianku, suasana kelas saat itu masih heboh dengan aku yang masih
terlihat bodoh. Akhirnya aku memberanikan diri menanyakan kaka kelas yang
sebangku denganku, “Teh ada apa kok kelasnya rusuh banget hari ini?”. Sembari menunjuk
seorang lelaki yang berada dipojokan teteh itu jawab, “Si Nanda tuh katanya
suka sama angkatan kamu”. Aku berlalu dan tak menghiraukan bakal calon gosip
tersebut.
Tanpa
aku sangka ternyata bakal calon gosip yang kemarin dirumorkan akhirnya menjadi
gosip seutuhnya dihari berikutnya. Dan perempuan yang selama dua hari ini
dibincangkan dengan serius tapi gak santai adalah aku. Setelah kejadian itu,
beberapa hari selanjutnya aku menjadi salah satu siswa yang sangat ditunggu
kehadirannya untuk dibully z.z. Aku mengabaikan dengan segera segala bentuk
perbullyan yang ditujukan untukku. Namun ada satu yang tak bisa aku abaikan,
kamu yang duduk di belakang bangku aku saat itu. Kami tak banyak bicara hanya
bersapa layaknya adik kelas dan kaka kelas yang baru saja kenal, seadanya. Tapi
ada yang lain yang tak bisa diungkapkan oleh kata-kata tapi oleh mata.
Ujian
akan segera usai pada dua hari kedepan, namun semakin ada yang aneh saat aku
mengerjakan soal ujian. Rasa-rasanya ada tatap yang tertuju padauk, ini bukan
perihal kawanku yang mencontek isi ujianku. Tapi, ini tatap seorang lelaki
kepada seorang perempuan dengan penuh pengharapan, ah entahlaaaaah. Ujian selesaaaai.
Namun masih ada urusan yang belum usai sepertinya. Tapi biarlah, cerita tatap
misterius ini biar ku simpan sendiri sampai nanti ada yang berani unjuk diri
siapa pelaku dari penatap di penghujung hari.
Satu
minggu berlalu, tetiba nada ponselku berbunyi dan ternyata ada sebuah pesan dari
nomor yang dikenal. Singkat percakapan kami seperti ini,
“Ini dengan Audi?” pesan pertama
dia
“Iya, ini dengan siapa?” kubalas
“Ini dengan Bayu” jawabnya
Aku berfikir dengan keras
siapakah Bayu ini? Setelah mencaricari
ingatan dalam otak kecil ini akhirnya kutemukan dia, ternyata dia adalah salah
satu kaka kelas yang satu ruangan denganku saat ujian kemarin tentunya teman
dari Nanda yang membuat ulah dulu.
Saat
itu aku membalas pesan dengan sekedarnya dan tidak terlalu aku tanggapi. Semakin
sering aku berkomunikasi dengan Bayu semakin ada ketertarikan yang tak
kupahami. Biarlah waktu yang menjawab ketertarikan jenis apa yang aku rasakan
ini. Dia pria sederhana yang membuat aku terpana, bagaimana dengan dia ?
entahlah.
Hari
itu setelah kami dekat kurang lebih 1 tahun, tetiba Bayu membicarakan suatu hal
yang tak asing dalam ingatanku. Dia memulai pembicaraan dengan ragu, “Di, kamu inget gak dulu kita pernah
ujian satu ruangan?”.
“iya inget”, jawabku ringan.
“Pernah ngerasa aneh gak?”, tanya
dia mulai sedikit tersipu.
“Aneh kaya gimana?” jawabku
bingung.
“Ya aneh aja gitu, kaya ada yang
ngeliatin waktu kamu ngerjain soal”.
“Sedikit sih, tapi itu perasaan
aku doang kayanya” jawabku sambal mengingat.
“Tau ga ?”
Seketika mulutku rasanya kaku dan
ingatanku melayang pada kejadian 1 tahun lalu. Jadi dia pemilik tatap itu. Tatap
yang membuat aku berharap. Berharap dia yang memberi tatap tak memberi
pengharapan lalu menguap dan lenyap. Satu
rahasia terungkap -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar